Mengapa Siswa Gagal Ujian Bahasa Indonesia?
Tingginya angka kegagalan siswa SMA pada mata pelajaran bahasa Indonesia
ditengarai terjadi karena adanya pergeseran nilai di kalangan generasi
muda. Bahasa Indonesia kini dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak
penting dibandingkan bahasa asing.
"Jelas ada pergeseran nilai,
dan kini anak-anak yang menjadi korban," katan Abdul Chaer, dosen Bahasa
Indonesia dari Universitas Negeri Jakarta.
Ia menilai, saat ini
para siswa lebih mementingkan menguasai bahasa Inggris ketimbang bahasa
negaranya sendiri. "Entah karena gengsi atau apa. Tapi saat ini
fenomena itulah yang terjadi," ungkapnya.
Padahal, menurut Abdul,
sesulit apa pun, seharusnya seluruh siswa menguasai bahasa resmi
negaranya. Karena itu menanggapi banyaknya siswa yang tidak lulus mata
pelajaran Bahasa Indonesia, ia mengatakan semua pihak ikut bertanggung
jawab untuk membangkitkan kembali kecintaan mereka pada bahasa
Indonesia.
Selain karena pergeseran nilai, ia menduga angka
kelulusan yang rendah itu akibat materi ujian yang sulit. "Bisa jadi
karena soalnya yang terlalu sulit karena berbeda dengan apa yang
diajarkan. Yang pasti ini harus jadi keprihatinan kita semua,"
tandasnya.
Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
menyebutkan mayoritas kegagalan siswa SMA pada ujian nasional tahun ini
ada pada ujian Bahasa Indonesia dan Matematika. Ironisnya, mereka adalah
para siswa di sekolah-sekolah wilayah perkotaan, seperti ibu kota
provinsi atau ibu kota kabupaten/kota.
Dari 1.524.704 siswa
peserta UN jenjang SMA, sebanyak 7.579 siswa dinyatakan tidak lulus.
Untuk SMK, 2.925 siswa tidak lulus dari 1.039.403 siswa peserta UN.
Adapun untuk pengumuman resminya akan diumumkan secara serentak pada
Sabtu (26/212) besok.
0 comments:
Post a Comment