Tentang Angkatan 66 ada empat orang
penulis yang mengutarakannya. Mereka itu HB Jassin dalam angkatan 66 Prosa dan
Puisi (1968) , Satyagraha Hoerip artikelnya dalam horison yang berjudul
Angkatan 66 dalam Kesusasteraan Kita (1966) , Artikel Aoh K Hadimadja berjudul
Daerah dan Angkatan 66 majalah Horizon-1967, Artikel Racmat djoko Pradopo
Penggolongan Angkatan dan angkatan 66 dalam Sastra-Horison Juni 1967
Mereka memang saling berbeda
pendapat atau persepsi namun tak begitu prinsipil karena sesungguhnya tidak ada
pihak yang dirugikan. Bagi mereka, para pengarang itu, masuk golongan apapun
tak jadi soal.
Akan tetapi menurut HB Jassin,
“Angkata 66 Bangkitya Satu Generasi” (Horison, Agustus 1966) adalah suatu
angkatan. Adapun yang termasuk dalam angkatan 66 ini menurutnya adalah
mereka-mereka yang takkala proklamasi kemerdekaan (1945) kira-kira berumur enam
tahun dan baru masuk SD/SR. Jadi tahu 1966 baru sekitar 20-an tahu. Mereka itu
telah giat menulis dalam majalah-majalah sastra dan kebudayaan sekitar tahun
1955-an seperti Kisah, Siasat , Mimbar Indonesia , Budaya, Crita, Sastra,
Konfrontasi, Basis, Prosa dan sebagainya.
Untuk angkatan 66 seperti yang
digolongkan oleh HB Jassin itu, yang lain sekitar zaman pendudukan Jepang,
menurut Satyagraha Hoerip lebih tepat kalau dimasukkan kedalam angkatan Manifes
( Horison Desember 1966 ). Tentu saja bukannya tanpa alasan. Sebab memang
merekalah yang sebagian besar tergabung atau justru terang-terangan mendukung
adanya Manifes Kebudayaan di tahun 1964 yang kemudian dilarang oleh Presiden
Soekarno tahun berikutnya.
Dengan demikian bisa dicatat
nama-namanya , antara lain : Ajip Rosidi, Rendra, Taufiq Ismail, Hartojo
Andangjaya, Mansur Samin, Goenawan Muhammad, Djamil Suhirman , Bur Rasuanto,
Bokor Hutasuhut, Bastari Asnin dll. Jadi yang temasuk angkatan 66 ini bukannya
yang baru menulis sejak adanya perlawanan ditahun 1966. Tetapi, justru yang
telah sejak beberapa tahun sebelumnya dengan satu kesadaran.
Ajip Rosidi didalam kertas kerjanya
di Simposium Sastra Pekan Kesenian Mahasiswa Kedua Jakata tahun 1960, malahan
sudah menggunakan istilah Angkatan Terbaru. Menurutnya, mereka muncul pada saat
dunia sastra kita digamangi oleh kemuraman karena adanya krisis, kelesuan dan
impase (kebuntuan). Mereka merupakan hasil pengajaran yang tumbuh dalam
pengaruh kesusasteraan Indonesia. Mereka telah memberikan nilai baru terhadap
ilham dan tempat berpijak serta berakar secara kultural.
Untuk lebih jelasnya, lihat buku
Ajip Rosidi Kapan Kesusasteraan Indonesia Lahir (1968), juga simak tulisan HB
Jassin Angkatan 66, Bangkitnya satu generasi, dalam bukunya Angkatan 66 Prosa
dan Puisi terbitan tahun 1968
0 comments:
Post a Comment